- Pembayaran dilakukan dengan trasnfer ke a.n. Ema Lindawati dengan nomor rekening 1220001505, Bank Muamalat, Cabang 122 Bank Muamalat Indonesia
- Calon Peserta wajib mengisi kolom berita pada slip transfer dengan kalimat berikut : Nama Acara dan Nama Lengkap Calon Peserta
- Pembayaran HARUS sudah dilunasi paling lambat tanggal Jum'at, 8 November 2013
- Apabila pelunasan dilakukan melebihi batas pembayaran, maka calon peserta dianggap mengundurkan/ membatalkan diri dalam kegiatan IIF dan Sarnas LDK 2013
- Setelah transfer bukti transfer segera di scan dan dikirim ke email Puskomda Jember Raya (puskomdajaya@ymail.com) dengan mencantumkan NAMA LDK_ASAL LDK_UNIVERSITAS. Contoh LDK AL HURIYYAH_BOGOR/JABAR_IPB).
- Bukti asli transfer (slip) harap disimpan dengan baik dan dibawa pada saat registrasi hari pertama pelaksanaan kegiatan
- Setelah mengirimkan bukti transfer, peserta wajib melakukan konfirmasi via SMS ke nomor HP 081914717817 untuk mendapatkan alur registrasi terakhir ke panitia
- Calon peserta yang telah membayar biaya registrasi dan kemudian menyatakan membatalkan/mengundurkan tidak berlaku pengembalian pembayaran (refund) tetapi boleh digantikan dengan calon peserta yang lain.
PUSKOMDA JEMBER RAYA
Pusat Komunikasi Daerah Jember Raya ( meliputi wilayah Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dan Probolinggo)
Minggu, 03 November 2013
Mekanisme Pembayaran IIF dan Sarnas LDK 2013
Bagi calon peserta yang sudah mendaftar ke Puskomda Jember Raya bisa mulai membayar/ melunasi biaya registrasi sebesar Rp 280.000; dengan ketentuan dan mekanisme di bawah ini:
Minggu, 20 Oktober 2013
IPB Islamic Festival (Sarasehan Nasional LDK se-Indonesia)
LDK AL Hurriyyah Institut Pertanian Bogor sebagai Pusat Komunikasi Nasional Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Indonesia sebagai sebuah organisasi yang menghimpun seluruh Lembaga Dakwah Kampus yang ada di Indonesia, yang menghimpun pemuda-pemuda terbaik bangsa ini, mempunyai visi ke depan untuk membangun sinergi di atas segala keanekaragaman yang ada dengan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi jati diri bangsa, dengan memberikan kontribusi nyata bagi keharmonisan dunia akan mengadakan acara IPB Islamic Festival 2013 dan Sarasehan Nasional LDK se-Indonesia yang bertajuk utama “Find The Great Heroes in The Islamic New Year 1435 H”. Acara ini juga dilaksanakan unuk menyambut Dies Natalis IPB yang ke 50 yang diselenggarakan pada tanggal 1 September 2013 sampai tanggal 5 Oktober 2013 dengan tema “Pengarusutamaan Pertanian untuk Pembangunan Berkelanjutan”.
Acara ini InsyaAllah akan dilaksanakan pada hari Jum'at-Ahad, 22-24 November 2013 bertempat di kampus IPB Bogor. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan peserta acara ini adalah sebagai berikut:
1. Kuota peserta tiap Puskomda adalah 15 orang
Dengan rincian 5 orang dari Puskomda, dan 10 orang dari LDK-LDK
2. Syarat Peserta (non Puskomda) adalah sebagai berikut:
- Paham dan berpengalaman terkait gerak LDK
- Mampu public speaking/orasi dengan baik
- Bersedia diikutkan dalam TFT (Training For Trainer)
3. Informasi Pendaftaran
- Biaya registrasi sebesar Rp 280.000 per peserta dan maksimal melakukan pembayaran tanggal 8 November 2013 (biaya registrasi mencakup konsumsi, penginapan, transport selama acara, dan kaos)
- Apabila pelunasan sisa pembayaran belum dilakukan sesuai dengan batas waktu, maka calon peserta dianggap membatalkan/mengundurkan diri dalam mengikuti kegiatan
- Mengisi formulir yang telah disediakan dan mengirimkannya ke Puskomda masing-masing maksimal tanggal 31 Oktober 2013
- Calon peserta yang telah membayar biaya registrasi dan kemudian menyatakan membatalkan/mengundurkan tidak berlaku pengembalian pembayaran (refund) tetapi boleh digantikan dengan calon peserta yang lain
- Terkait mekanisme pembayaran akan segera menyusul (termasuk proposal dari panitia IIF)
Info lebih lanjut bisa hubungi 081914717817
Twitter: @puskomdajaya / @fsuki_uj
Rabu, 01 Agustus 2012
Israel Berusaha Lakukan Yahudisasi di sekitar Laut Mati
Eramuslim.com | Media Islam Rujukan, Keputusan otoritas pendudukan Israel menghancurkan delapan desa Palestina dan mengusir warganya dari selatan Tepi Barat ditujukan untuk menguasai lima puluh ribu hektar tanah Palestina, kata Abdul Hadi Hantash, seorang ahli dalam urusan pendudukan.
Keputusan Israel ini datang untuk melengkapi skema Israel untuk melakukan Yahudisasi di wilayah selatan Al-Khalil yang berdekatan dengan Laut Mati, ujarnya.
Hantash menjelaskan bahwa Israel telah berusaha sejak pendudukan Tepi Barat pada tahun 1969 untuk mengepung desa-desa Palestina dan masyarakatnya dengan pemukiman Yahudi dalam upaya untuk merebut tanah Palestina serta memperluas pemukiman Yahudi.
Dia menjelaskan bahwa keputusan Israel baru-baru ini untuk menghancurkan delapan desa Palestina bertujuan untuk menyita lebih banyak wilayah Palestina.
Ahli Palestina ini mengatakan kepada Quds Press bahwa penduduk desa-desa telah diusir dari rumah mereka sebelumnya, mencatat bahwa pendudukan berusaha untuk mengusir mereka lagi sebagai bagian dari kebijakan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina.(fq/pic)
Sumber: http://eramuslim.com/berita-israel-berusaha-lakukan-yahudisasi-di-sekitar-laut-mati.html
Keputusan Israel ini datang untuk melengkapi skema Israel untuk melakukan Yahudisasi di wilayah selatan Al-Khalil yang berdekatan dengan Laut Mati, ujarnya.
Hantash menjelaskan bahwa Israel telah berusaha sejak pendudukan Tepi Barat pada tahun 1969 untuk mengepung desa-desa Palestina dan masyarakatnya dengan pemukiman Yahudi dalam upaya untuk merebut tanah Palestina serta memperluas pemukiman Yahudi.
Dia menjelaskan bahwa keputusan Israel baru-baru ini untuk menghancurkan delapan desa Palestina bertujuan untuk menyita lebih banyak wilayah Palestina.
Ahli Palestina ini mengatakan kepada Quds Press bahwa penduduk desa-desa telah diusir dari rumah mereka sebelumnya, mencatat bahwa pendudukan berusaha untuk mengusir mereka lagi sebagai bagian dari kebijakan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina.(fq/pic)
Sumber: http://eramuslim.com/berita-israel-berusaha-lakukan-yahudisasi-di-sekitar-laut-mati.html
Minggu, 29 Juli 2012
Muslim Nias Dambakan Kehadiran Masjid
Mushala Jabal Nur Pesantren Hidayatullah Nias
REPUBLIKA.CO.ID, Azan Dhuhur berkumandang dari bangunan Mushala Jabal Nur Pesantren Hidayatullah Nias yang bangun tahun 2002.
Puluhan santri bergegas mendatangi suara adzan untuk menunaikan sholat. Dan yang membuat terkesan adalah dengan jumlah santri yang berjumlah kurang lebih 67 orang dengan ukuran mushollah hanya mampu menampung sekitar 23 orang santri. Akhirnya mereka sholat dengan berdesak-desakan.
Menurut pimpinan Pesantren Hidayatullah Nias Ust Sriyono, keberadaan mushollah Jabal Nur sangat fital, karena kenyatannya sangat dibutuhkan para santri untuk di jadikan tempat pembinaan mental spiritual, untuk itu diperlukan adanya sebuah masjid.
“Keberadaan Masjid saat ini sangat kami butuhkan, karena mushollah saat ini sudah tidak mampu menampung dan Bangunan Musholla sudah banyak yang di makan rayap.”
Karenanya kehadiran masjid sudah kian mendesak, maka saat ini Musholah Jabal Nur sedang disiapkan sebagai cikal-bakal berdirinya masjid. Persiapan berupa pondasi, tiang dan balok slop atas sedang disiapkan.
Cikal-bakal masjid ini sudah dibangun sejak tahun 2007. Saat itu dapat bantuan dari Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Nias berjumlah Rp. 32.500.000.
Menurut Sriyono, jika masjid ini siap di bangun, maka sebagian akan dimanfaatkan untuk ruang belajar mengajar MTs Ash-Habul Kahfi. Ini karena bangunan sekolah sudah tidak mampu menampung lagi.
“Karenanya, kami sangat berharap sekali agar masjid ini dapat siap secepatnya. Agar semangat anak-anak santri yang berasal dari pedalaman Nias ini dapat lebih termotivasi lagi dalam belajar.”
Sebagaimana diketahui, keberadaan Pesantren Hidayatullah di pulau Nias memegang peran penting dalam sejarah dakwah Islam di pulau yang cukup terisolasi ini.
Puluhan santri bergegas mendatangi suara adzan untuk menunaikan sholat. Dan yang membuat terkesan adalah dengan jumlah santri yang berjumlah kurang lebih 67 orang dengan ukuran mushollah hanya mampu menampung sekitar 23 orang santri. Akhirnya mereka sholat dengan berdesak-desakan.
Menurut pimpinan Pesantren Hidayatullah Nias Ust Sriyono, keberadaan mushollah Jabal Nur sangat fital, karena kenyatannya sangat dibutuhkan para santri untuk di jadikan tempat pembinaan mental spiritual, untuk itu diperlukan adanya sebuah masjid.
“Keberadaan Masjid saat ini sangat kami butuhkan, karena mushollah saat ini sudah tidak mampu menampung dan Bangunan Musholla sudah banyak yang di makan rayap.”
Karenanya kehadiran masjid sudah kian mendesak, maka saat ini Musholah Jabal Nur sedang disiapkan sebagai cikal-bakal berdirinya masjid. Persiapan berupa pondasi, tiang dan balok slop atas sedang disiapkan.
Cikal-bakal masjid ini sudah dibangun sejak tahun 2007. Saat itu dapat bantuan dari Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Nias berjumlah Rp. 32.500.000.
Menurut Sriyono, jika masjid ini siap di bangun, maka sebagian akan dimanfaatkan untuk ruang belajar mengajar MTs Ash-Habul Kahfi. Ini karena bangunan sekolah sudah tidak mampu menampung lagi.
“Karenanya, kami sangat berharap sekali agar masjid ini dapat siap secepatnya. Agar semangat anak-anak santri yang berasal dari pedalaman Nias ini dapat lebih termotivasi lagi dalam belajar.”
Sebagaimana diketahui, keberadaan Pesantren Hidayatullah di pulau Nias memegang peran penting dalam sejarah dakwah Islam di pulau yang cukup terisolasi ini.
Maklum, di tempat terpencil ini, saat ini hanya ada 2 pesantren yang
mampu bertahan sampai sekarang yaitu; Pesantren Umi Kalsum yang berada
di kota Gunungsitoli dan Pesantren Hidayatullah yang berada di Kecamatan
Gunung Sitoli Idanoi.
Yang menarik, jumlah penduduk Muslim di kepulauan Nias hanya sekitar 5 persen dari total penduduk Nias. Karenanya, keberadaan hadirnya sebuah masjid dan pusat kegiatan Islam sangat diperlukan.
“Dengan ini keberadaan Masjid ini sangat kami harapkan agar kami dapat lebih leluasa membimbing para santri untuk kemajuan dakwah di Kepulauan Nias.”
Yang menarik, jumlah penduduk Muslim di kepulauan Nias hanya sekitar 5 persen dari total penduduk Nias. Karenanya, keberadaan hadirnya sebuah masjid dan pusat kegiatan Islam sangat diperlukan.
“Dengan ini keberadaan Masjid ini sangat kami harapkan agar kami dapat lebih leluasa membimbing para santri untuk kemajuan dakwah di Kepulauan Nias.”
Menurut seorang warga, Yahman Hulu, “Kebanyakan Muslim di sini
adalah pendatang. Jadi agak sulit untuk mengumpulkan dana untuk
pembangunan masjid melalui swadaya masyarakat”
Hanya, saja, dengan pekembangan jumlah umat Islam dan santri-santri yang ingin belajar Islam, kebutuhan adanya masjid yang layak, bisa digunakan tempat shalat dan belajar tak bisa ditawar-tawar lagi. Sebab warga dan santri tidak mungkin harus berjalan jauh mencari masjid yang jumlahnya terbatas.
“Jarak antara masjid yang berada di desa Humane dan pondok pesantren
lebih kurang 10 Km. jadi sangat tidak memungkinkan untuk di gunakan untuk kegiatan beribadah sehari-hari,” ujar Ust Sriyono, Pimpinan Pesantren Hidayatullah Nias.
Kegalauan serupa dirasakan para santri. Muhammad Ali Lahagu, seorang santri di pesantren itu mengatakan, biasanya, ia shalat dan memperoleh pelajaran di mushollah Jabal Nur yang hanya berukusan 5 x 6 meter. Seiring dengan perkembangan santri, tempat ini sudah tidak layak lagi.
“Sekarang mulai ajaran baru, jumlah santri bertambah banyak dari 23 siswa. Saat ini santri sudah berjumlah 67 orang. Jadi kegiatan sholat dan pembelajaran diniyah sesudah sholat harus berdekat-dekatan dengan kelompok belajar lainya. Mudah mudahan Ramadhan ini kami bisa sholat tarawih di masjid yang sedang dibangun,” katanya penuh harap.
Karena tak adanya masjid, selama ini, masyarakat Muslim hanya memanfaatkan keberadaan mushollah Jabal Nur, yang secara fisik sudah tidak layak lagi.
“Anak saya belajar di pesantren ini dengan segala kekurangan sarana dan prasarananya,” ujar seorang orangtua murid bernama Ikran Harefa.
Karenanya, besar harapan Harefa agar ada sebagian kaum Muslim ikut mendengar keluhannya ini, semata-mata agar anak-anak Muslim di Pulau Nias ini juga bisa menikmati belajar Islam dan shalat dengan tempat yang layak.
Kirimkan Donasi Anda ke Rek Bank BNI Syariah : 70.000.333.5 an. Baitul Maal Hidayatullah
untuk konfirmasi Transfer SMS ke : 0852 6047 4611 (Masdar Ayub)
Hanya, saja, dengan pekembangan jumlah umat Islam dan santri-santri yang ingin belajar Islam, kebutuhan adanya masjid yang layak, bisa digunakan tempat shalat dan belajar tak bisa ditawar-tawar lagi. Sebab warga dan santri tidak mungkin harus berjalan jauh mencari masjid yang jumlahnya terbatas.
“Jarak antara masjid yang berada di desa Humane dan pondok pesantren
lebih kurang 10 Km. jadi sangat tidak memungkinkan untuk di gunakan untuk kegiatan beribadah sehari-hari,” ujar Ust Sriyono, Pimpinan Pesantren Hidayatullah Nias.
Kegalauan serupa dirasakan para santri. Muhammad Ali Lahagu, seorang santri di pesantren itu mengatakan, biasanya, ia shalat dan memperoleh pelajaran di mushollah Jabal Nur yang hanya berukusan 5 x 6 meter. Seiring dengan perkembangan santri, tempat ini sudah tidak layak lagi.
“Sekarang mulai ajaran baru, jumlah santri bertambah banyak dari 23 siswa. Saat ini santri sudah berjumlah 67 orang. Jadi kegiatan sholat dan pembelajaran diniyah sesudah sholat harus berdekat-dekatan dengan kelompok belajar lainya. Mudah mudahan Ramadhan ini kami bisa sholat tarawih di masjid yang sedang dibangun,” katanya penuh harap.
Karena tak adanya masjid, selama ini, masyarakat Muslim hanya memanfaatkan keberadaan mushollah Jabal Nur, yang secara fisik sudah tidak layak lagi.
“Anak saya belajar di pesantren ini dengan segala kekurangan sarana dan prasarananya,” ujar seorang orangtua murid bernama Ikran Harefa.
Karenanya, besar harapan Harefa agar ada sebagian kaum Muslim ikut mendengar keluhannya ini, semata-mata agar anak-anak Muslim di Pulau Nias ini juga bisa menikmati belajar Islam dan shalat dengan tempat yang layak.
Kirimkan Donasi Anda ke Rek Bank BNI Syariah : 70.000.333.5 an. Baitul Maal Hidayatullah
untuk konfirmasi Transfer SMS ke : 0852 6047 4611 (Masdar Ayub)
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/
DPR: Kekerasan ke Rohingya Mengarah Pembersihan Etnis
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, menilai,
tindakan kekerasan yang dilakukan pemerintah Myanmar terhadap muslim
Rohingya sudah mengarah ke pembersihan etnis. Tindakan ini
diperkirakannya akan terus berlanjut, kecuali pemerintah Myanmar mau
membuka kebijakan politik.
''(Kebijakan politiknya) Yaitu untuk menerima mereka sebagai bagian dari warga muslim Arakan dan bagian dari warga negara Myanmar. Lalu segala bentuk diskriminasi dihentikan,'' kata Mahfudz kepada wartawan, Kamis (26/7).
Jika hal ini dilakukan, lanjutnya, maka Myanmar akan mencatat capaian besar dalam proses demokratisasi yang tengah dijalankan. Myanmar juga bakal menjadi pijakan sangat penting dalam mengelola pluralisme secara demokratis di Myanmar.
Selama ini, Mahhfudz menilai, pemerintah Myanmar telah melakukan pengabaian terhadap nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan. ''Itu artinya, semua unsur di Myanmar bertanggung jawab terhadap ethnic cleansing yang sedang dan terus terjadi,'' papar Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
''(Kebijakan politiknya) Yaitu untuk menerima mereka sebagai bagian dari warga muslim Arakan dan bagian dari warga negara Myanmar. Lalu segala bentuk diskriminasi dihentikan,'' kata Mahfudz kepada wartawan, Kamis (26/7).
Jika hal ini dilakukan, lanjutnya, maka Myanmar akan mencatat capaian besar dalam proses demokratisasi yang tengah dijalankan. Myanmar juga bakal menjadi pijakan sangat penting dalam mengelola pluralisme secara demokratis di Myanmar.
Selama ini, Mahhfudz menilai, pemerintah Myanmar telah melakukan pengabaian terhadap nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan. ''Itu artinya, semua unsur di Myanmar bertanggung jawab terhadap ethnic cleansing yang sedang dan terus terjadi,'' papar Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/
Sabtu, 28 Juli 2012
Muslim Thailand Serukan Bantu Muslim Rohingya
Sejumlah massa melakukan aksi damai menyerukan penghentian penindasan
etnis minoritas Rohingya di Bundaran HI, Jakarta, Kamis (26/7). (Tahta
Aidilla/Republika)
REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemimpin komunitas Muslim Thailand,
Aziz Butakumpun, mengaku prihatin dengan apa yang dialami Muslim
Rohingya. Namun, ia tidak bisa berkomentar banyak soal itu.
"Pengetahuan saya soal Muslim Rohingya terbatas. Yang pasti, kita harus membantu mereka," kata Butakumpun, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (26/7).
Butakumpun menyebutkan masalah Muslim Rohingya bukanlah hal baru. Namun, masalah tersebut sudah terjadi bertahun-tahun lamanya.
Butakumpun menyebutkan masalah Muslim Rohingya bukanlah hal baru. Namun, masalah tersebut sudah terjadi bertahun-tahun lamanya.
Butakumpun melihat pejabat Muslim Thailand di ASEAN telah
berinisiatif membahas isu Rohingya dengan Menteri Luar Negeri Myanmar. "Insya Allah, apa yang terjadi di Myanmar tidak terjadi di Thailand," ucapnya.
Butakumpun mengatakan apa yang terjadi di wilayah tersebut tidak akan mengubah cara orang melihat umat Islam di Thailand dan cara umat Islam di Thailand melihat umat Buddha.
Butakumpun mengatakan apa yang terjadi di wilayah tersebut tidak akan mengubah cara orang melihat umat Islam di Thailand dan cara umat Islam di Thailand melihat umat Buddha.
"Jadi, jangan katakan Thailand sebagai negara Buddhis akan melakukan hal yang sama dengan Myanmar," pungkas dia.
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/
Warga Israel Anggap Polisi Perbatasan Kurang Sadis Siksa Bocah Palestina
Eramuslim.com | Media Islam Rujukan, Para aktivis mengecam sebuah video yang dirilis Senin lalu oleh lembaga hak asasi manusia Israel B'Tselem yang menunjukkan petugas perbatasan Israel menendang seorang anak Palestina di sektor yang dikontrol Israel di wilayah Hebron.
Petugas terlihat dalam video itu meraih lengan anak laki-laki sembilan tahun bernama Abdul Rahman Burqan, menyeretnya sambil mengatakan: "Mengapa kamu membuat masalah" Kata seorang petugas kedua yang berjalan ke arah anak itu dan menendang anak tersebut sambil berteriak.
Menurut B'Tselem, insiden itu terjadi pada hari Jumat pekan lalu di dekat Masjid Ibrahim, sebuah lokasi yang sering menjadi lokasi bentrokan antara polisi dan para pemuda Palestina.
Polisi Perbatasan Israel segera mengumumkan penyelidikan atas insiden ini. Dalam pernyataan yang dirilis tak lama setelah video tersebut dipublikasikan secara online, mengatakan "mengutuk perilaku polisi sebagai tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan," lapor Times of Israel.
Video itu diambil diam-diam dari balik sebuah bangunan oleh seorang pegiat kemanusiaan Palestina dan disebarluaskan oleh organisasi pembela hak asasi manusia Israel, B'Tselem.
Menurut direktur B'Tselem, Jessica Montell, pemerintah Israel saat ini sedang mengusut insiden itu. Tetapi menurut dia hal itu hanyalah formalitas karena nyatanya tidak pernah ada tindakan hukum diambil terhadap aksi kekerasan dilakukan oleh aparat atau warga sipil Negeri Zionis itu terhadap orang-orang Palestina.
Namun banyak warga Israel mengekspresikan dukungan mereka terhadap tindakan petugas polisi perbatasan di situs jejaring sosial. Mereka malah menganggap aparat itu kurang sadis dalam menyiksa anak tersebut. Setidaknya ada 821 dukungan warga Negeri Zionis itu dalam laman Facebook stasiun televisi Israel, Channel 2.
"Jika saya menjadi polisi itu, saya bakal menembak kepala bocah itu lima kali," tulis Avishy Nappe, pengguna Facebook asal Israel. Lainnya menulis bakal menghantam kepala bocah itu dengan batu bata terlebih dulu baru kemudian menendangnya.
Salah satu warga Israel Ariel Davidpur menulis: "Polisi perbatasan adalah pahlawan! Sayang dia tidak membunuhnya dengan tendangan."
Tentara dan aparat keamanan Israel sering menahan dan menyiksa anak-anak, laki-laki dan perempuan, tanpa alasan jelas. Mereka pun tidak segan-segan membunuh para bocah itu.(fq/aby)
Petugas terlihat dalam video itu meraih lengan anak laki-laki sembilan tahun bernama Abdul Rahman Burqan, menyeretnya sambil mengatakan: "Mengapa kamu membuat masalah" Kata seorang petugas kedua yang berjalan ke arah anak itu dan menendang anak tersebut sambil berteriak.
Menurut B'Tselem, insiden itu terjadi pada hari Jumat pekan lalu di dekat Masjid Ibrahim, sebuah lokasi yang sering menjadi lokasi bentrokan antara polisi dan para pemuda Palestina.
Polisi Perbatasan Israel segera mengumumkan penyelidikan atas insiden ini. Dalam pernyataan yang dirilis tak lama setelah video tersebut dipublikasikan secara online, mengatakan "mengutuk perilaku polisi sebagai tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan," lapor Times of Israel.
Video itu diambil diam-diam dari balik sebuah bangunan oleh seorang pegiat kemanusiaan Palestina dan disebarluaskan oleh organisasi pembela hak asasi manusia Israel, B'Tselem.
Menurut direktur B'Tselem, Jessica Montell, pemerintah Israel saat ini sedang mengusut insiden itu. Tetapi menurut dia hal itu hanyalah formalitas karena nyatanya tidak pernah ada tindakan hukum diambil terhadap aksi kekerasan dilakukan oleh aparat atau warga sipil Negeri Zionis itu terhadap orang-orang Palestina.
Namun banyak warga Israel mengekspresikan dukungan mereka terhadap tindakan petugas polisi perbatasan di situs jejaring sosial. Mereka malah menganggap aparat itu kurang sadis dalam menyiksa anak tersebut. Setidaknya ada 821 dukungan warga Negeri Zionis itu dalam laman Facebook stasiun televisi Israel, Channel 2.
"Jika saya menjadi polisi itu, saya bakal menembak kepala bocah itu lima kali," tulis Avishy Nappe, pengguna Facebook asal Israel. Lainnya menulis bakal menghantam kepala bocah itu dengan batu bata terlebih dulu baru kemudian menendangnya.
Salah satu warga Israel Ariel Davidpur menulis: "Polisi perbatasan adalah pahlawan! Sayang dia tidak membunuhnya dengan tendangan."
Tentara dan aparat keamanan Israel sering menahan dan menyiksa anak-anak, laki-laki dan perempuan, tanpa alasan jelas. Mereka pun tidak segan-segan membunuh para bocah itu.(fq/aby)
Sumber: http://eramuslim.com/berita-warga-israel-anggap-polisi-perbatasan-kurang-sadis-siksa-bocah-palestina.html
Langganan:
Postingan (Atom)