REPUBLIKA.CO.ID, YANGOON -- Sekertariat Jenderal PBB mendesak adanya
sebuah resolusi untuk mengakhiri krisis kemanusiaan atas Muslim Rohingya
di Myanmar. Resolusi diperlukan agar pemerintah Myanmar mau mencari
solusi krisis melalui negosiasi.
"Kami mendesak pemerintah negeri itu utuk menghentikan kekerasan dan mencari solusi terhadap krisis yang masih terus berlangsung itu melalui negosiasi dan dialog," kata deputi juru bicara Sekertariat Jenderal PBB, Eduardo Del Buey kepada IRNA, Rabu (25/7).
Mengenai pernyataan Presiden Myanmar Thein Sein bahwa Muslim Rohingya harus diusir dan dikirim ke kamp penampungan PBB, Del Buey mengaku enggan berkomentar. Ia hanya menambahkan bahwa PBB saat ini tengah melakukan penyelidikan terhadap penangkapan warga Muslim Rohingya oleh pemerintah Myanmar.
Sedikitnya 650 warga Muslim Rohingya tewas dalam konflik antaretnis sejak akhir Juni lalu. Sekitar 1200 lainnya hilang dan 90 ribu kehilangan tempat tinggal.
"Kami mendesak pemerintah negeri itu utuk menghentikan kekerasan dan mencari solusi terhadap krisis yang masih terus berlangsung itu melalui negosiasi dan dialog," kata deputi juru bicara Sekertariat Jenderal PBB, Eduardo Del Buey kepada IRNA, Rabu (25/7).
Mengenai pernyataan Presiden Myanmar Thein Sein bahwa Muslim Rohingya harus diusir dan dikirim ke kamp penampungan PBB, Del Buey mengaku enggan berkomentar. Ia hanya menambahkan bahwa PBB saat ini tengah melakukan penyelidikan terhadap penangkapan warga Muslim Rohingya oleh pemerintah Myanmar.
Sedikitnya 650 warga Muslim Rohingya tewas dalam konflik antaretnis sejak akhir Juni lalu. Sekitar 1200 lainnya hilang dan 90 ribu kehilangan tempat tinggal.
Pria muslim Rohingya menangis ketika dipaksa
untuk naik kapal untuk dikembalikan ke Myanmar dekat pos penjaga
perbatasan di Taknaf,Bangladesh,Jumat (22/6). (Saurabh Das/AP)
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar